Ekspektasi untuk Tottenham Berubah Sejak Final Liga Champions
Tottenham Hotspur memulai musim ini dengan lambat. Mauricio Pochettino merasa situasi terasa lebih berat karena ekspektasi yang besar selepas final Liga Champions.
Tottenham kewalahan di awal musim 2019/2020 ini. Dari 12 pertandingan pertama di seluruh kompetisi, baru tiga kemenangan diraih sementara empat lainnya berakhir imbang dan lima laga lainnya berujung dengan kekalahan.
Dalam sembilan laga Liga Inggris, Spurs masih tampil naik turun. Ada tiga kemenangan yang sudah diraih Spurs, tiga hasil imbang, dan sudah kali menelan kekalahan.
Spurs kini ada di posisi ketujuh klasemen dengan raihan 12 poin. Tim London utara sudah tak pernah menang dalam dua pertandingan Liga Inggris. Spurs ditahan imbang 1-1 oleh Watford di akhir pekan lalu.
Sementara di Liga Champions, Spurs dipermalukan Bayern Munich 2-7. Kekalahan telak itu terjadi di Tottenham Hotspur Stadium pada 2 Oktober.
Start ini sudah membuat Manajer Tottenham Mauricio Pochettino mulai diterpa rumor pemecatan. Kendati tidak peduli dengan rumor tersebut, Pochettino mengisyaratkan posisinya memang mulai terancam kalau timnya tak segera bangkit.
Pochettino mengakui saat ini perhatian utama timnya adalah bangkit segera, dimulai saat melawan Red Star Belgrade di Tottenham Hotspur Stadium, Rabu (23/10/2019) dini hari WIB. Jika tidak, ia mengindikasikan posisinya makin terancam.
Situasinya jadi terasa lebih genting, mengingat Tottenham musim lalu mencapai final Liga Champions. Ada ekspektasi besar di pundak Harry Kane dkk.
Tottenham hanya meraih dua kemenangan dalam 11 pertandingan terakhir di semua kompetisi. The Lilywhites juga puasa kemenangan di tiga laga terakhir, mulai saat dihajar 2-7 oleh Bayern Munich, kalah 0-3 dari Brighton and Hove Albion, lalu berimbang 1-1 dengan Watford.
"Ekspektasinya sudah berubah untuk klub ini, setelah final Liga Champions. Dan itulah sebabnya situasi jadi terlihat lebih buruk dari semestinya", ungkap Pochettino dikutip Sky Sports.
"Performa kami tidak sebagus yang semestinya yang biasa kami tunjukkan. Itu adalah masalah di klub ini sekarang. Tentu saja kami perlu berkembang, tapi di sisi lain ada rumor-rumor yang terjadi di klub manapun ketika Anda tak menang."
"Tapi itu tak berarti bahwa rumor-rumor tersebut benar. Saya paham dengan bisnis ini. Saya 47 tahun, Anda pikir kenapa saya tak punya uban? Karena saya tak memperhatikan hal-hal semacam ini."
"Saya cuma fokus bahwa kami perlu meningkatkan performa kami dan kalau kami tidak melakukannya, apa yang akan terjadi? Hal yang selalu sama di sepakbola dan Anda memikirkan hal yang sama dengan saya,"
"Hal yang terpenting adalah membangun kembali kepercayaan diri kami. Kami kebobolan banyak gol saat ini, memberikan banyak peluang ke lawan dan hasilna tidak sesuai dengan yang kami harapkan," tutupnya.
Masa depan Pochettino di Spurs kemudian dispekulasikan. Jose Mourinho menjadi salah satu manajer yang nantinya disebut menjadi pengganti Pochettino. Bek Spurs, Toby Alderweireld, menegaskan bahwa semua penggawa tim masih mau berjuang untuk manajer asal Argentina itu.
"Ada tim di atas lapangan dan anda melihat kami berjuang," kata Alderweireld diĀ Omnisport.
"Semua orang mendukung klub dan manajer, kalau tidak kami tak akan menunjukkan usaha seperti yang kami lakukan," dia menambahkan.