Tertibkan Suporter Saja Sulit, Indonesia Pede Jadi Tuan Rumah Piala Dunia?
Kericuhan suporter di pertandingan Timnas Indonesia dan Malaysia dinilai menjadi poin negatif rencana menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 dan U-20 pada tahun 2021 PSSI dinilai tak sanggup menertibkan suporter.
Indonesia menelan kekalahan 2-3 dari Malaysia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Kamis (5/9/2019) malam WIB. Di sela-sela laga, pertandingan sempat dihentikan karena kericuhan yang terjadi oleh suporter Indonesia.
Mereka turun ke lintasan atletik hingga terjadi kejar-kejaran dengan aparat keamanan. Kondisi itu bahkan berlanjut di luar stadion.
Kejadian bermula ketika suporter Timnas Indonesia berkumpul di depan pintu VIP dan VVIP SUGBK. Mereka bernyanyi sambil menggedor-gedor kaca.
Saat sebagian dari mereka berupaya meerangsek masuk, petugas keamanan yang berasal dari dalam mencoba mengadang. Kerusuhan pun tak terhindarkan.
Petugas keamanan yang terdiri dari kepolisian dan TNI mencoba mendorong mundur suporter Timnas Indonesia. Setelah terlibat friksi beberapa lama, kericuhan mulai mereda.
Dari pantauan Bola.com, kejadian tersebut hampir berlangsung selama 15 menit. Suporter Timnas Indonesia yang terdorong mundur ke Ring 2 SUGBK, melemparkan benda-benda ke arah petugas kepolisian.
Hingga pukul 22.10 WIB, para suporter Timnas Indonesia masih bertahan di Ring 2 SUGBK. Jarak mereka dengan petugas keamanan hanya dipisahkan pagar panjang setinggi 3 meter.
Situasi mulai kondusif tatkala petugas keamanan yang lain membantu mencairkan keadaan. Para suporter Timnas Indonesia perlahan mulai meninggalkan Ring 2 SUGBK.
Pemerhati sepakbola Indonesia, Akmal Marhali, menilai insiden tersebut sudah sangat memalukan. Suporter sudah tak bisa dikendalikan sementara aparat terlihat tidak siap mengantisipasi keadaan. Padahal, Indonesia bersniat menjadi tuan rumah Piala Dunia.
"Yang pasti kami akan mendapatkan sanksi dari FIFA karena tidak mampu menertibkan penonton, banyak kelemahan. Salah satunya suporter Indonesia belum dewasa, apabila tidak mau dibilang kampungan dalam menyikapi pertandingan," ujar Akmal kepada detikSport, Jumat (6/9/2019).
"Yang kedua suporter kami masih bersikap semaunya, seperti raja, tanpa melihat risiko dan dampaknya. Lalu yang ketiga, Polisi kami juga belum bekerja sesuai SOP pertandingan. Mayoritas menonton pertandingan, bukan mengawasi penonton. Sehingga tampak tidak siap ketika terjadi chaos di lapangan (penonton turun ke lapangan atau melakukan aksi pengrusakan)," kata dia.
Malaysia mencetak dua gol pada babak kedua dan membalikkan kedudukan setelah tertinggal 1-2 pada babak pertama.
Pada awal babak kedua, Timnas Indonesia mendapat peluang melalui usaha Stefano Lilipaly, ia mengelabui pemain bertahan Malaysia. Namun, bola hasil tendangannya masih menyamping dari gawang Malaysia.
Harimau Malaya berupaya lepas dari tekanan Indonesia. Pada menit ke-58, Malaysia berusaha menekan pertahanan Timnas Indonesia. Namun, usaha mereka tak menghasilkan gol.
Malaysia mendapat peluang pada menit ke-59, tetapi sepakan Safawi Rasid masih melambung di atas gawang Indonesia. Peluang tersebut hanya menghasilkan tendangan gawang Indonesia.
Malaysia terus menekan pertahanan Indonesia. Pada menit ke-61, Syafiq Ahmad mendapat peluang untuk membobol gawang Indonesia. Tetapi, bola hasil tendangannya masih dapat dihalau pemain bertahan Indonesia dan hanya menghasilkan sepak pojok.
Usaha Malaysia untuk menyamakan kedudukan membuahkan hasil pada menit ke-66. Berawal dari sepak pojok, Malaysia menghasilkan kemelut di depan gawang Indonesia.
Bola sempat keluar kotak pertahanan Indonesia, namun disambut oleh Safawi Rasid. Ia melepaskan umpan silang yang disambut tandukan Syafiq Ahmad dan membuat kedudukan menjadi seimbang.
Pertandingan sempat terhenti selama hampir 10 menit karena insiden yang terjadi di stadion. Ketika permainan dilanjutkan, Indonesia mendapat peluang lewat usaha Evan Dimas, tetapi bola dapat diamankan kiper Malaysia.
Jelang laga berakhir, Malaysia mendapat peluang untuk membalikkan kedudukan. Namun, peluang tersebut terbuang setelah bola menyamping dari gawang Andritany
Pada menit akhir pertandingan, Sumareh mencetak gol keduanya pada laga tersebut setelah memaksimalkan umpan silang mendatar dari Matthew Davies. Gol tersebut memastikan kekalahan Timnas Indonesia dengan skor 2-3 dari Malaysia.
"Semalam saya melihat steward pertandingan di area santelban juga masih gagap. Tidak berwibawa dan tidak sigap. Pada gilirannya, mengundang suporter lain untuk turun lapangan karena tidak sikap. Ada rasa takut. Alhasil cuma jadi patung. Tidak kelihatan peran dan fungsinya. Cuma sekadar pakai seragam, tapi tidak tau apa yang harus dilakukan," Akmal menambahkan.
Akibat kejadian tersebut, hubungan kedua suporter Indonesia dan Malaysia makin memanas. Di media sosial, suporter Harimau Malaya ramai-ramai mendesak agar FIFA memberikan sanksi bahkan dibanned kepada Indonesia.
Akmal menilai FIFA sudah dipastikan memberikan hukuman. Tak sampai di-banned, hukuman kemungkinan berupa denda atau larangan menggelar pertandingan di kandang dengan penonton.
"Potensial banget akan didapat. Tapi hanya sebatas itu sanksi dari kejadian semalam," kata Akmal menambahkan.